Selamat Datang di
Website Himpunan Keluarga Maula Aidid

MARHABAN YA RAMADHAN. MARHABAN YA SYAHRO SHIYAM

Al-Imam Muhammad Maula Aidid mendirikan rumah dan masjid kecil di lembah Aidid. Tidaklah orang-orang datang ke lembah tersebut kecuali untuk melaksanakan shalat jum’at atau berziarah kepada para Ahli Khair dan para Sholihin.

Suatu Ketika Al-Imam ditanya oleh beberapa orang : “Wahai Imam mengapa engkau mendirikan sebuah masjid yang juga dipakai untuk shalat jum’at sedangkan dilembah ini tidak ada penghuninya”.. Lalu beliau menjawab :” Nanti akan datang suatu zaman yang mana di zaman tersebut banyak sekali ummat yang datang kelembah ini dan bertabaruk “.

Naskah Umum

BENARKAH VIRUS CORONA MENCIUT SAAT ADZAN ?

by Sayyid Muhammad Yusuf Aidid, S.Pd.,M.Si

Pandemi Covid 19 yang menyerang dunia membawa dampak negatif pula bagi Indonesia. Implikasinya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan di negeri ini. Mulai dari pembatasan jam operasional kendaraan umum, pembelajaran jarak jauh yang diberlakukan dari sekolah dasar hingga universitas, dan penutupan tempat ibadah sementara.
Pembatasan ibadah di masjid-masjid sudah mulai diberlakukan pada zona merah yang terindikasi Covid 19.
Sampai-sampai hampir seluruh masjid di-lockdown baik terkait dengan shalat fardhu dan shalat jumat. Walaupun keadaannya demikian, adzan masih dikumandangkan di masjid-masjid. Bahkan di beberapa negara meyakini adzan membuat virus-virus itu takut. Benarkah hal itu adanya?
Adzan secara etimologi yaitu panggilan untuk shalat (Iqbal Zaki:2008:11). Istimewanya adzan terus berlangsung dari satu masjid ke masjid lain dan bahkan suara tersebut berputar dari satu negara ke negara lain. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan waktu antara satu wilayah dan wilayah lain.
Sehingga suara azan terus berotasi sama halnya dengan perputaran bumi.
Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki menyatakan bahwa Allah memberikan karunia kepada umat Nabi Muhammad melalui adzan. Karunia tersebut datang baik dari adzan itu sendiri dan muadzin yang mengumandangkanya. Sebagaimana Rasulullah bersabda, “Tidaklah jin, manusia, dan sesuatu mendengar adzan seorang muadzin kecuali adzan tersebut bersaksi atasnya (muadzin) pada hari kiamat.” (HR.Bukhari). Hadis tersebut mengindikasikan bahwa suara adzan tidak boleh berhenti dalam kondisi apapun.
Di Hadis lain Nabi bersabda, “Sesungguhnya syaitan jika mendengar panggilan adzan untuk shalat, ia akan pergi sampai dirinya mengumpat di tempat yang aman.”
Bahkan dalam suatu riwayat tempat aman tersebut, jaraknya dari Madinah sejauh enam mil.
Imam Nawawi al-Dimasyqi mengatakan bahwa syaitan terkentut-kentut ketika berkumandang seruan adzan. Sebab pada kumandang adzan tersebut terdapat penguatan tauhid dan syiar Islam. Beliau menambahkan bahwa pada adzan itu pula-lah syaitan putus asa utuk mengganggu manusia karena tersebar suara tauhid.

Bila dianalogikan syaitan dan Virus Corona, dua makhluk yang tidak kasat mata manusia dan secara naratif menggangunya . Maka, tidak salah ada jika ada yang mengatakan bahwa adzan sebagai salah satu yang membuat virus Covid 19 itu menciut. Maka selama penutupan masjid-masjid karena Pandemi Virus tesebut, tetaplah muadzin mengumandangkan adzan atas lima waktu yang telah ditetapkan syara’. Wawlahu a’lam.

Benarkah Virus Corona Menciut Saat Adzan?
Oleh: Sayyid Muhammad Yusuf, S.Pd, M.Si
Dosen Agama Islam Universitas Indonesia dan PNJ